Bahasa, Seni, dan Budaya

Senin, 24 Agustus 2009

Gelap yang Menyinari Hati

Dalam kegelapan malam dan hembusan angin
yang menyelinap dalam dalam kalbu insani
adalah pemberi kabar pasti
untuk kita mengingat akan ada-Mu
pencipta dan pemilik urusan-urusan-Mu

Tuhan..............
detak jantung yang bergetar atas perintah-Mu
mencabik-cabik hati yang luka
menebas tebing bagai palu besar
yang siap menggerogoti kealpaanku
yang terlelap dalam mimpi syahdu
kesyahduhan hampa pengiring api panas
siap menerkam dada-dada ini

Tuhan.............
gelap yang Kau berikan kepada kami
adalah hari pengiring waktu
sebelum fajar menjemput kami
adanya pergantian hari
berzikir dalam-dalam
sebelum bayang –bayang mengerikan hati ini pupus
ditelah senja yang datang tiba-tiba
tanpa ada yang tahu selain diri-Mu

Tuhan...........
gelap juga yang menyinari hati ini
gelap juga pelindung ketakutan
dalam sujudku tengah malam
melindas musuh –musuh nyata
yang siap membonceng dalam duka kepanjangan

Gelap juga yang menyinari hati
mengajak pergi meninggalkan luka nyeri
sampai kini malam itu masih ada

Lhokseumawe, 11 Jan 90

Tidak ada komentar:

Posting Komentar