Papa Nori
Bahasa, Seni, dan Budaya
Minggu, 20 November 2011
Reuni SMEP-SMEA Negeri Langsa
Alangkah indahnya masa SMA di mana kita bisa bercanda tawa menghadapi rintangan di depan. Begitulah yang dirasakan mantan siswa SMEP-SMEA Negeri Langsa ketika menggelar acara reuni IV angkatan 1970-1979 di Arun Family Executif Club Lhokseumawe (19/11)
Menurut Muhammad Azhari Hasibuan ketua pelaksana reuni SMEP-SMEA dalam perbincangan dengan haba Rakyat mengatakan, reuni kali ini diikuti 40 pseserta, umumnya mereka telah berusia senja dan berkarya di berbagai bidang pekerjaan, menghadirkan guru senior mereka yang telah berusia 79 tahun Ali Asri.
Kesempatan langka ini dimanfaatkan dengan baik oleh Drs. Ali Asri, memberikan banyak wejangan atau nasihat yang berguna, namun masih diselingi canda tawa sama ketika masih mengajar dahulu, dan mohon diperbanyak maaf atas kesalahannya
Sementara itu, M. Natsir Mahmud seorang di antara mereka mengatakan bahwa reuni ini untuk evaluasi, mengetahui keberadaan teman, mengekalkan persahabatan kembali sewaktu sekolah dahulu, agar bisa berhubungan kembali, katanya mengakhiri
Sabtu, 28 Agustus 2010
Perampok-perampok Badut
Woi….perampok-perampok badut
Kau tak takut
Meregang maut
Demi sejengkal perut
Segala harta kau catut
Masuk ke setiap sudut
Meski ramai menyemut
Menghadangmu tuk merebut
Harta melimpah berperut-perut
Aksimu terekam di layar kaca
Disaksikan berjuta pasang mata
Kau guncang dunia
Kau kejutkan nyali jiwa
Kau tegur nadi nestapa
Kau hidupkan lentera
Lentera kecil lain makna
Yang buat cerita
Kisah anak manusia
Padahal kau juga anak bangsa
Yang perlu diperlakukan sama
Seandainya kurcaci-kurcaci sadar
Tak mengumbar kepongahan berakar
Tak sendiri nikmati roti bakar
Membagi rata rezeki setiap ikrar
Dan….
Keluargamu tak lapar
Mungkin matahari kan berbalik arah
Hingga kau tak berulah
Dan bulir-bulir kasih tak resah
Menghirup udara demi tujuan searah
Lhokseumawe, 27 Agustus 2010
Kau tak takut
Meregang maut
Demi sejengkal perut
Segala harta kau catut
Masuk ke setiap sudut
Meski ramai menyemut
Menghadangmu tuk merebut
Harta melimpah berperut-perut
Aksimu terekam di layar kaca
Disaksikan berjuta pasang mata
Kau guncang dunia
Kau kejutkan nyali jiwa
Kau tegur nadi nestapa
Kau hidupkan lentera
Lentera kecil lain makna
Yang buat cerita
Kisah anak manusia
Padahal kau juga anak bangsa
Yang perlu diperlakukan sama
Seandainya kurcaci-kurcaci sadar
Tak mengumbar kepongahan berakar
Tak sendiri nikmati roti bakar
Membagi rata rezeki setiap ikrar
Dan….
Keluargamu tak lapar
Mungkin matahari kan berbalik arah
Hingga kau tak berulah
Dan bulir-bulir kasih tak resah
Menghirup udara demi tujuan searah
Lhokseumawe, 27 Agustus 2010
Senin, 09 Agustus 2010
Kiwi
Selandia Baru melukis asli
jati diri 45 senti
ekor, sayap hengkang
tak kuasa jiwa melayang
abu-abu jelma di hati
coklat juga ikut disayang
buat jadi riang
Siang merentang makna
lenyaplah bayang dari jiwa
penciuman tajam menghujam
meski jauh malam
cacing, serangga disikat
jadilah kenyang mengikat
Si jantan tak bloon
gali lubang bawah pohon
telur punya betina
jantan mengeraminya
75 hari lama melukis raya
kiwi nama si coklat
pukupuku nama si abu-abu
kahu kiwi jas bulu kiwi
yang dikenal lagi dihargai
dirajut pada kain rami
Lhokseumawe, 6 Agust 2010
09.50
jati diri 45 senti
ekor, sayap hengkang
tak kuasa jiwa melayang
abu-abu jelma di hati
coklat juga ikut disayang
buat jadi riang
Siang merentang makna
lenyaplah bayang dari jiwa
penciuman tajam menghujam
meski jauh malam
cacing, serangga disikat
jadilah kenyang mengikat
Si jantan tak bloon
gali lubang bawah pohon
telur punya betina
jantan mengeraminya
75 hari lama melukis raya
kiwi nama si coklat
pukupuku nama si abu-abu
kahu kiwi jas bulu kiwi
yang dikenal lagi dihargai
dirajut pada kain rami
Lhokseumawe, 6 Agust 2010
09.50
Minggu, 08 Agustus 2010
Bersuka Ria
Riang sukma mengukir rasa
membuai-buai
mengajak dansa
cipta pesona
buat kita
bersuka-suka
di sini
bukan di sana
dalam jiwaku sendiri
hari ini
lebih indah membalut jiwa
karena doa diterima-Nya
buah hatiku bahagia
telah wisuda
telah berkarya
membungakan jiwa
dan
masa tua telah terbuka
bercahaya suka ria
Lhokseumawe, 9 Agustus 2010
10.30
membuai-buai
mengajak dansa
cipta pesona
buat kita
bersuka-suka
di sini
bukan di sana
dalam jiwaku sendiri
hari ini
lebih indah membalut jiwa
karena doa diterima-Nya
buah hatiku bahagia
telah wisuda
telah berkarya
membungakan jiwa
dan
masa tua telah terbuka
bercahaya suka ria
Lhokseumawe, 9 Agustus 2010
10.30
Selasa, 03 Agustus 2010
Sungaiku Sungaimu
Meliuk air menghempas karang
tebing teriak riang merentang
rumput-rumput hijau bernyanyi
jelmakan hati berpuas diri
Beningnya meresap dalam raga
lumut menghias tepi kali
dan ikan melonjak rasa
membagi rasa buat manusia
Sungai.........
sungai.........
membuai-buai dalam angan
jernih bening....
jernih bening....
lenyapkan duka lenyapkan pening
jadikan kasih jadi idaman
maknai hidup ciptaan Tuhan
Lhokseumawe, 4 Agustus 2010
10.45
tebing teriak riang merentang
rumput-rumput hijau bernyanyi
jelmakan hati berpuas diri
Beningnya meresap dalam raga
lumut menghias tepi kali
dan ikan melonjak rasa
membagi rasa buat manusia
Sungai.........
sungai.........
membuai-buai dalam angan
jernih bening....
jernih bening....
lenyapkan duka lenyapkan pening
jadikan kasih jadi idaman
maknai hidup ciptaan Tuhan
Lhokseumawe, 4 Agustus 2010
10.45
Sabtu, 31 Juli 2010
Air Wudhu’
Air wudhu’
Air nan suci
Air penyuci kalbu
Air nikmat di mata Illahi
Air wudhu’
Lebih suci dari air mandi
Lebih bersih hilangkan nafsu
Air sembahyang penyuci diri
Air wudhu’
Rajanya segala air
Yang melukis tiap waktu
Tuk hapus dosa dikala zikir
Air wudhu’
Air bersih, jernih lagi suci
Air nikmat yang dibawa sampai mati
Sampai kini
Tak kuasa ditandingi
Lhokseumawe, 24 Maret 2010
07.30
Air nan suci
Air penyuci kalbu
Air nikmat di mata Illahi
Air wudhu’
Lebih suci dari air mandi
Lebih bersih hilangkan nafsu
Air sembahyang penyuci diri
Air wudhu’
Rajanya segala air
Yang melukis tiap waktu
Tuk hapus dosa dikala zikir
Air wudhu’
Air bersih, jernih lagi suci
Air nikmat yang dibawa sampai mati
Sampai kini
Tak kuasa ditandingi
Lhokseumawe, 24 Maret 2010
07.30
Senin, 19 Juli 2010
Terang Bulan
Mentari itu lenyap ditelan senja
senja-senja lesu tiada tenaga
saksi-saksi jua yang menganga
rindunya diri ditelan masa
Senja-senja lesu tiada tenang dirayu
mekar tiada ranting di situ
daun-daun gugur tersapu
tertegun diri lihat itu pintaku
Mari menari
mari menyanyi
temani aku yang sendiri
si terang bulan minggu ini
Bulan......bulan.......... si merah jambu
putih-putih si melati
purnama raya di ambang pintu
‘tuk mereka yang sendiri
Saksi-saksi jua yang menganga
berteman daun beralas tikar
betapa senang hati beta
lihat si bulan yang lagi mekar
Bulan........bulan......... datanglah ke sini
wijayakusuma teman sehati
harum si mekar hingga kini
hati terjaga sampai pagi
Lhokseumawe, Jan 1986
senja-senja lesu tiada tenaga
saksi-saksi jua yang menganga
rindunya diri ditelan masa
Senja-senja lesu tiada tenang dirayu
mekar tiada ranting di situ
daun-daun gugur tersapu
tertegun diri lihat itu pintaku
Mari menari
mari menyanyi
temani aku yang sendiri
si terang bulan minggu ini
Bulan......bulan.......... si merah jambu
putih-putih si melati
purnama raya di ambang pintu
‘tuk mereka yang sendiri
Saksi-saksi jua yang menganga
berteman daun beralas tikar
betapa senang hati beta
lihat si bulan yang lagi mekar
Bulan........bulan......... datanglah ke sini
wijayakusuma teman sehati
harum si mekar hingga kini
hati terjaga sampai pagi
Lhokseumawe, Jan 1986
Langganan:
Postingan (Atom)