Bahasa, Seni, dan Budaya

Sabtu, 03 Juli 2010

SANG JUARA NYANYI YANG RENDAH HATI



Belajar dan bernyanyi adalah dua mata kehidupan yang tidak bisa terpisahkan. Sejak kecil lagi, ketika masih usia Taman Kanak-kanak (TK), sang jawara ini memang telah dibekali kegiatan tarik suara oleh ayahnya sendiri. Tidak hanya itu, pelajaran di sekolah pun tidak pernah dilupakan. Keduanya sama pentingnya, seni adalah kegiatan tambahan sebagai pembuktian bahwa kita memiliki potensi yang diberikan Allah, dan belajar merupakan pintu gerbang menuju kesuksesan di kemudian hari kelak, keberhasilan yang diraih ini adalah berkat doa ayah bunda, demikian pengakuan Farly Andhareshi kepada haba Rakyat saat berbincang-bincang ditemani ayah dan bundanya di kediamannya di Jalan Plaju No 09 Batuphat Lhokseumawe, Kamis (10/6) malam.

Baru-baru ini, siswa kelas VII-1 SMP Swasta Yapena Lhokseumawe ini berhasil mengukir prestasi gemilang dengan meraih predikat terbaik dalam lomba vocal solo di ajang FLS2N tingkat provinsi Aceh tahun 2010. Keberhasilannya ini bukanlah yang pertama bagi Farly, anak semata wayang pasangan Ir. Wesli M.T. dan ibu Indun Parahfatini ini. Banyak sudah prestasi yang ditunjukkannya sejak dari ketika masih TK dahulu. Di usia yang begitu muda, lelaki penyuka soto ayam bersantan ini kerap mendapatkan juara nyanyi. Lihatlah, juara pertama menyanyi solo antar murid TK se Kota Lhokseumawe tahun 2002-2003, juara pertama vocal solo dalam FLS2N Provinsi Aceh tingkat sekolah dasar tahun 2008, tampil menyanyi solo pada upacara 17 Agustus 2009 di Istana Negara atas undangan Presiden Republik Indonesia sebagai penyanyi cilik Gita Bana Nusantara.

Teman kita yang gemar olahraga basket dan renang ini ternyata tidak hanya jago menyanyi, Farly juga peringkat pertama di kelasnya waktu SD. Luar biasa, juara satu terus dari kelas satu hingga kelas enam. Bahkan di tingkat sekolah menengah pun dia termasuk dalam tiga besar. Juara pertama lomba pidato tingkat SD tahun 2007 pun pernah digenggamnya. Juara pertama dai cilik tingkat Kota Lhokseumawe tahun 2006, dan karnaval hari besar Islam baik di tingkat lingkungannya maupun tingkat kota Lhokseumawe tahun 2006.

Meskipun telah banyak prestasi yang digapainya khususnya bidang tarik suara, lelaki yang memiliki cita-cita menjadi insinyur teknik sipil seperti ayahnya ini tetaplah rendah hati. Semua keberhasilan ini merupakan anugerah Illahi yang harus kita syukuri. Kerendahan hati itu tetap ditunjukkannya manakala ia ajak teman untuk saling berbagi pengalaman dalam hal bernyanyi dengan teman seusianya. Bahkan tidak segan-segan membentuk kelompok band cilik di kediamannya. Semua itu dilakukan dengan senang hati. Meskipun juara, Farly akan tetap biasa saja, mudah-mudahan bisa berhasil terus khususnya dalam pelajaran di sekolah seperti waktu SD dulu, itulah sepenggal harapan Ir. Wesli sebagai orang tua terhadap anaknya yang telah menunjukkan keberhasilan.

Atas prestasinya ini, pelajar yang bertubuh agak gempal ini akan mewakili Aceh ke ajang FLS2N tingkat nasional tanggal 14 Juni 2010 mendatang di Surabaya. Menghadapi kegiatan tingkat nasional tersebut, Farly tentunya telah menyiapkan diri dengan berlatih serius untuk membanggakan kedua orang tua, sekolah, dan nama daerah. Semoga berhasil dan berkembang lebih baik dari hari ke hari, ucapnya sembari tersenyum mengakhiri perbincangan dengan haba Rakyat di kediamannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar